Selasa, 25 Maret 2014

Kasus Ketidaksehatan Mental




Jakarta - Kasus bunuh diri yang sering terjadi di masyarakat bukan karena pergeseran nilai-nilai moral. Dalam beberapa kasus, bunuh diri disebabkan rendahnya kesehatan jiwa di masyarakat. Seperti kasus bakar diri Sondang Hutagalung, yang ternyata dikenal taat beribadah.

"Saya mengakui bahwa saat ini telah terjadi pergeseran nilai-nilai moral masyarakat. Tetapi, saya meragukan pergeseran nilai moral ini adalah penyebab banyaknya kasus-kasus bunuh diri. Saya menduga, ini terjadi lebih kepada kondisi ketidaksehatan jiwa masyarakat yang saat ini mencapai angka yang meningkat setiap tahunnya," kata psikolog forensik, Kasandra Putranto.

Menurut pendiri layanan psikologi Kasandra & Associated ini, kasus bakar diri Sondang Hutagalung harus diteliti lebih jauh melalui pemeriksaan dan analisa metode otopsi psikologis, rekontruksi kapasitas individu, psikodinamika kepribadian, gaya hidup, situasi soal dan motifnya.

"Tetapi frustasi adalah kondisi yang ditimbulkan oleh situasi yang menekan terhadap kualitas kepribadian khas Sondang. Saya cenderung lebih menduga kualitas kepribadian khas tersebut yang menjadi faktor penyebab Sondang melakukan hal itu. Sementara fustrasi adalah faktor pemicu saja," terang mantan finalis Abang None Jakarta 1991 ini.

Berikut wawancara detikcom dengan Kasandra Putranto beberapa waktu lalu:



Secara psikologi, sebenarnya apa penyebab seseorang nekat membakar dirinya sendiri?

Motif aksi bakar diri bisa berbeda-beda, tergantung kondisi kepribadian dan situasi yang saat itu menimpa individu dan menjadi pemicu utama, mengapa ia memutuskan untuk bakar diri. Analisa terhadap bakar diri tidak dapat secara umum terhadap kasus-kasus ini, melainkan harus dilakukan pemeriksaan mendalam terhadap setiap individu. Pemeriksaan mendalam ini dengan menggunakan metode otopsi psikologis, yang merekonstruksi kapasitas individu, psikodinamika kepribadian, gaya hidup, situasi sosial dan kemungkinan motif.
Apakah membakar dirinya sendiri itu bisa dikatakan masuk tahap bunuh diri?

Begini, ini tergantung dari hasil analisa atau pemeriksaan otopsi psikologis, merekontruksi kapasitas individu, psikodinamika kepribadian, gaya hidup, situasi sosial. Memang ada yang memutuskan membakar dirinya sampai mati, tapi ada yang melakukan itu hanya sekadar mengancam, tapi ternyata tidak sesuai rencananya.

Kasus bakar diri belakangan ini sering terjadi, sebenarnya apa yang sedang terjadi di masyarakat kita?

Sebenarnya, perilaku bunuh diri atau suicide ini bukanlah merupakan bagian dari nilai-nilai moral bangsa, apalagi bangsa kita, bahkan ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama mana pun juga. Saya mengakui bahwa saat ini telah terjadi pergeseran nilai-nilai moral masyarakat.

Tetapi, saya meragukan pergeseran nilai moral ini adalah penyebab banyaknya kasus-kasus bunuh diri. Saya menduga, ini terjadi lebih kepada kondisi ketidaksehatan jiwa masyarakat yang saat ini mencapai angka yang meningkat setiap tahunnya.

Untuk kasus Sondang Hutagalung, apakah itu dipicu kefrustasian perjuangannya untuk memperbaiki kondisi saat ini atau protes kepada pemerintahan?

Itu bisa saja terjadi. Tetapi frustasi adalah kondisi yang ditimbulkan oleh situasi yang menekan terhadap kualitas kepribadian khas Sondang. Saya cenderung lebih menduga kualitas kepribadian khas tersebut yang menjadi faktor penyebab Sondang melakukan hal itu. Sementara fustrasi adalah faktor pemicu saja.
Ada kekhawatiran aksi seperti Sondang akan ditiru aktivis atau orang yang memperjuangkan hal serupa?

Saya kira tidak dan sebaiknya itu tidak dilakukan. Sebab, kasus seperti ini biasanya cepat dilupakan orang. Perjuangan Sondang dengan cara membakar dirinya sendiri itu, justru saya kira akan menjadi sia-sia. Ada cara lain untuk melakukan protes atau mengkritik pemerintahan saat ini, tentunya.

Adakah kemungkinan Sondang disetir dan di-brainwash sebelum melakukan itu, seperti halnya para pengantin atau martir teroris?

Seperti yang saya katakan di atas. Apakah ada kemungkinan praktik cuci otak atau tidak sebelum melakukan bakar diri dilakukan sejumlah analisa dan pemerikaan dengan metode psikologis itu tadi. Dalam hal ini, saya juga belum sempat melakukan penelitian terhadap kasus ini lebih lanjut.

Keluarganya mengatakan, Sondang adalah pribadi yang taat dalam beribadah, lalu kenapa dia begitu mudah melakukan hal senekat itu?

Ya itu, karena kualitas kepribadiannya itu. Kualitas kepribadiannya ini yang harus diperhatikan dahulu, dan baru diketahui kenapa dia melakukan hal senekat itu.

Bisa dibenarkankah aksi bunuh diri demi membela atau memperjuangkan kepentingan rakyat?
Memang pada banyak kasus, terutama di luar negeri, itu bisa saja terjadi. Mungkin juga bisa memberikan peluang ke arah perbaikan. Tetapi dalam konteks ke-Indonesia, tidak. Karena, nilai budaya kita yang berbeda itu. Kekuatan keyakinan agama memang tidak mungkin ditawar untuk sesuatu yang bersifat duniawi.

Kasus orang bunuh diri sudah banyak, apa yang seharusnya dilakukan pemerintah?

Begini ini memang harus menjadi concern pemerintah juga, bahwa masalah kesehatan jiwa sudah saling mempengaruhi dengan kondisi sosial, politik, hukum dan industri. Negara akan menjadi tidak aman, tidak nyaman dan tidak sehat bagi warganya sendiri. Karena itu, jaminan kesehatan seharusnya tidak hanya terbatas kepada bidang kesehatan fisik saja, sementara kesehatan jiwa belum.

Dalam kesehatan jiwa sendiri itu juga ada dua hal yang harus diperhatikan, ada psikologi dan psikiatri. Ini semua sangat erat dengan masalah-masalah sosial, industri dan pelanggaran hukum selama ini. Masyarakat mudah menjadi kecewa, putus asa dan tertekan hidupnya. Tentunya, penguatan dari sisi agama bila tanpa dibarengi dengan penguatan ekonomi, penegakan hukum dan kesejahteraan masyarakat akan membuat kota-kota di Indonesia semakin menyerupai kota-kota keras seperti New York, Amerika Serikat.

Sumber:



KESEHATAN MENTAL



KESEHATAN MENTAL

A.PENDEKATAN KESEHATAN MENTAL
Beberapa ahli mengemukakan orientasi umum dan pola-pola wawasan kesehatan mental, yang terbagi menjadi tiga orientasi, yaitu :
Orientasi Klasik
Orientasi ini biasa digunakan dalam dunia kedokteran. pada orientasi ini individu sehat adalah individu yang tidak mempunyai keluhan tertentu, yang semuanya menimbulkan perasaan "sakit" atau perasaan "tak sehat", serta mengganggu efisiensi dan efektifitas kegiatan sehari-hari, yang mencakup fisik dan mental.
Orientasi Penyesuaian Diri
Landasan orientasi ini menyatakan bahwa manusia pada umumnya adalah makhluk yang sehat secara mental. Penetuan sehat atau sakit mental dilihat sebagai derajat kesehatan mental. Menurut orientasi ini, kesehatan mental adalah kondisi kepribadian individu secara utuh.
Orientasi Pengembangan Potensi
Individu yang sehat mental adalah individu yang dapat dan mampu mengembangkan dan memamanfaatkan potensi yang ada pada dirinya untuk kegiatan yang positif - kosntruktif, sehingga dapat meningkatkan kualitas dirinya, yang digunakan dalam kehidupan sehari - hari.
B. Konsep Sehat
Konsep kesehatan tidak pernah dapat dilepaskan dari pengaruh sejarah dan kemajuan kebudayaan. Makna sehat dan sakit ternyata dipengaruhi oleh peradaban. Budaya barat dan timur ternyata memiliki perbedaan yang mendasar mengenai konsep sehat-sakit. Perbedaan ini kemudian memengaruhi system pengobatan di kedua kebudayaan. Akibatnya, pandangan mengenai kesehatan mental juga berbeda
- Menurut WHO. Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
- Menurut Pender (1982). Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural.
- Menurut UU N0. 23/1992 tentang kesehatan. Sehat / kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

C. SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL
Pada awalnya, orang - orang mengira bahwa sakit mental disebabkan oleh roh - roh jahat dan dosa - dosa. Karenanya orang - orang yang menderita sakit mental dikurung di penjara - penjara. Pada akhirnya usaha - usaha kemanusiaan mengadakan perbaikan dalam menanggulangi masalah ini. Philippe Pinel (Perancis) dan  William Tuke (Inggris) adalah contoh orang yang berjasa dalam menanggulanginya. Masa - masa ini dikenal dengan masa pra ilmiah. Masa selanjutnya adalah masa ilmiah. Beberapa tokohnya antara lain Dorothea Dix, dan Clifford Whittingham Beers.
D. TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
ALIRAN PSIKOANALISA
Sigmund Freud meyakini bahwa jiwa manusia memiliki struktur. Struktur tersebut memiliki peran dan fungsi sendiri-sendiri. Keharmonisan dan keselarasan kerjasama diantara mereka sangat menentukan kesehatan jiwa seseorang. Ketiga struktur itu ialah id, ego, super ego.

ALIRAN HUMANISTIK
Ahli - ahli psikologi humanistik melihat suatu tipe orang yang berbeda dari apa yang digambarkan oleh behaviorisme dan psikoanalisis. Mereka percaya bahwa behaviorisme dan psikoanalisis memberikan pandangan - pandangan terbatas tentang kodrat manusia, mengabaikan potensi yang dimiliki manusia.

Erich Fromm
Menurut Erich Fromm, manusia adalah makhluk sosial. Berdasar pada pendapat tersebut, maka salah satu ciri pribadi yang sehat berarti adanya kemampuan untuk hidup dalam masyarakat sosial. Masyarakat sangat penting peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian seseorang merupakan hasil dari proses sosial di dalam masyarakat. Masyarakat yang menjadikan seseorang berkepribadian sehat adalah masyarakat yang hubungan sosialnya sangat manusiawi.

Jadi menurut Fromm, pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu hidup dalam masyarakat sosial yang ditandai dengan hubungan-hubungan yang manusiawi, diwarnai oleh solidaritas penuh cinta dan tidak saling merusak atau menyingkirkan satu dengan lainnya. Tujuan hidup seorang pribadi adalah keberadaan dirinya itu sendiri dan bukan pada apa yang dimiliki, pada apa kegunaannya atau fungsinya (A man whose goal in life is being, not having and using). Dengan demikian, menurut Fromm, orang yang berkepribadian sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • mampu mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat,
  • mampu mencintai dan dicintai,
  • mampu mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan itu,
  • mampu hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat,
  • mampu menjaga jarak antar dirinya dengan masyarakat tanpa merusaknya
  • memiliki watak sosial yang produktif.

E. PENYESUAIAN DIRI DAN PERTUMBUHAN
PENYESUAIAN DIRI
Penyesuaian diri adalah suatu proses yang mencakup respon mental dan tingkah laku, dimana individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhan - kebutuhan dalam dirinya, ketegangan - ketegangan, konflik - konflik dan frustasi yang dialaminya, sehingga terwujud tingkat keselarasan atau harmoni antara tuntutan dari dalam diri dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan dimana ia tinggal (Schneiders dalam Desmita, 2009:192).

Aspek - Aspek Penyesuaian Diri antara lain :
- Menurut Fromm dan Gilmore (dalam Desmita, 2009:195), yaitu :
  1. Kematangan emosional
  2. Kematangan intelektual
  3. Kematangan sosial
  4. Tanggung jawab
- Menurut Enung (dalam Nofiana, 2010:19)
  1. Penyesuaian pribadi
  2. Penyesuaian sosial
Bentuk - Bentuk Penyesuaian Diri menurut Gunarsa (dalam Sobur, 2003:529), yaitu :
  • Adaptive : Bersifat  badani, artinya perubahan - perubahan dalam proses badani untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
  • Adjustive : Bersifat psikis, artinya penyesuaian diri tingkah laku terhadap lingkungan yang dalam lingkungan ini terdapat aturan - aturan atau norma.

Variasi Penyesuaian Diri
  • Penyesuaian dengan dirinya sendiri (Personal Adjustment)
  • Penyesuaian sosial (Social Adjustment)
  • Penyesuaian diri dengan pernikahan (Marital Adjustment)
  • Penyesuaian diri dengan pekerjaan (Vocational Adjustment)
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri menurut Enung dalam Nofiana, 2010 :17, yaitu :
  • Faktor Fisiologis
  • Faktor Psikologis
PERTUMBUHAN
Kepribadian suatu individu tidak serta merta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang.

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan, yaitu :
  • Faktor Biologis
  • Faktor Geografis
  • Faktor Kebudayaan Khusus 
 Sumber: