KESEHATAN
MENTAL
A.PENDEKATAN KESEHATAN MENTAL
Beberapa ahli mengemukakan orientasi
umum dan pola-pola wawasan kesehatan mental, yang terbagi menjadi tiga
orientasi, yaitu :
Orientasi Klasik
Orientasi ini biasa digunakan dalam dunia kedokteran. pada orientasi ini individu sehat adalah individu yang tidak mempunyai keluhan tertentu, yang semuanya menimbulkan perasaan "sakit" atau perasaan "tak sehat", serta mengganggu efisiensi dan efektifitas kegiatan sehari-hari, yang mencakup fisik dan mental.
Orientasi Penyesuaian Diri
Landasan orientasi ini menyatakan bahwa manusia pada umumnya adalah makhluk yang sehat secara mental. Penetuan sehat atau sakit mental dilihat sebagai derajat kesehatan mental. Menurut orientasi ini, kesehatan mental adalah kondisi kepribadian individu secara utuh.
Orientasi Pengembangan Potensi
Individu yang sehat mental adalah individu yang dapat dan mampu mengembangkan dan memamanfaatkan potensi yang ada pada dirinya untuk kegiatan yang positif - kosntruktif, sehingga dapat meningkatkan kualitas dirinya, yang digunakan dalam kehidupan sehari - hari.
Orientasi Klasik
Orientasi ini biasa digunakan dalam dunia kedokteran. pada orientasi ini individu sehat adalah individu yang tidak mempunyai keluhan tertentu, yang semuanya menimbulkan perasaan "sakit" atau perasaan "tak sehat", serta mengganggu efisiensi dan efektifitas kegiatan sehari-hari, yang mencakup fisik dan mental.
Orientasi Penyesuaian Diri
Landasan orientasi ini menyatakan bahwa manusia pada umumnya adalah makhluk yang sehat secara mental. Penetuan sehat atau sakit mental dilihat sebagai derajat kesehatan mental. Menurut orientasi ini, kesehatan mental adalah kondisi kepribadian individu secara utuh.
Orientasi Pengembangan Potensi
Individu yang sehat mental adalah individu yang dapat dan mampu mengembangkan dan memamanfaatkan potensi yang ada pada dirinya untuk kegiatan yang positif - kosntruktif, sehingga dapat meningkatkan kualitas dirinya, yang digunakan dalam kehidupan sehari - hari.
B. Konsep Sehat
Konsep kesehatan tidak pernah dapat
dilepaskan dari pengaruh sejarah dan kemajuan kebudayaan. Makna sehat dan sakit
ternyata dipengaruhi oleh peradaban. Budaya barat dan timur ternyata memiliki
perbedaan yang mendasar mengenai konsep sehat-sakit. Perbedaan ini kemudian
memengaruhi system pengobatan di kedua kebudayaan. Akibatnya, pandangan
mengenai kesehatan mental juga berbeda
- Menurut WHO. Sehat adalah suatu
keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari
penyakit atau kelemahan.
- Menurut Pender (1982). Sehat
adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan
dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan
diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan
stabilitas dan integritas struktural.
- Menurut UU N0. 23/1992 tentang
kesehatan. Sehat / kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan
(jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.
C. SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL
Pada awalnya, orang - orang mengira
bahwa sakit mental disebabkan oleh roh - roh jahat dan dosa - dosa. Karenanya
orang - orang yang menderita sakit mental dikurung di penjara - penjara. Pada
akhirnya usaha - usaha kemanusiaan mengadakan perbaikan dalam menanggulangi
masalah ini. Philippe Pinel (Perancis) dan William Tuke (Inggris) adalah
contoh orang yang berjasa dalam menanggulanginya. Masa - masa ini dikenal
dengan masa pra ilmiah. Masa selanjutnya adalah masa ilmiah. Beberapa tokohnya
antara lain Dorothea Dix, dan Clifford Whittingham Beers.
D. TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
ALIRAN PSIKOANALISA
Sigmund Freud meyakini bahwa jiwa manusia
memiliki struktur. Struktur tersebut memiliki peran dan fungsi sendiri-sendiri.
Keharmonisan dan keselarasan kerjasama diantara mereka sangat menentukan
kesehatan jiwa seseorang. Ketiga struktur itu ialah id, ego, super ego.
ALIRAN
HUMANISTIK
Ahli - ahli psikologi humanistik melihat suatu tipe orang
yang berbeda dari apa yang digambarkan oleh behaviorisme dan psikoanalisis.
Mereka percaya bahwa behaviorisme dan psikoanalisis memberikan pandangan -
pandangan terbatas tentang kodrat manusia, mengabaikan potensi yang dimiliki
manusia.
Erich Fromm
Menurut Erich Fromm, manusia adalah
makhluk sosial. Berdasar pada pendapat tersebut, maka salah satu ciri pribadi
yang sehat berarti adanya kemampuan untuk hidup dalam masyarakat sosial.
Masyarakat sangat penting peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
Kepribadian seseorang merupakan hasil dari proses sosial di dalam masyarakat.
Masyarakat yang menjadikan seseorang berkepribadian sehat adalah masyarakat
yang hubungan sosialnya sangat manusiawi.
Jadi menurut Fromm, pribadi yang
sehat adalah pribadi yang mampu hidup dalam masyarakat sosial yang ditandai
dengan hubungan-hubungan yang manusiawi, diwarnai oleh solidaritas penuh cinta
dan tidak saling merusak atau menyingkirkan satu dengan lainnya. Tujuan hidup
seorang pribadi adalah keberadaan dirinya itu sendiri dan bukan pada apa yang
dimiliki, pada apa kegunaannya atau fungsinya (A man whose goal in life is
being, not having and using). Dengan demikian, menurut Fromm, orang yang
berkepribadian sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- mampu mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat,
- mampu mencintai dan dicintai,
- mampu mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan itu,
- mampu hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat,
- mampu menjaga jarak antar dirinya dengan masyarakat tanpa merusaknya
- memiliki watak sosial yang produktif.
E.
PENYESUAIAN DIRI DAN PERTUMBUHAN
PENYESUAIAN
DIRI
Penyesuaian diri adalah suatu proses
yang mencakup respon mental dan tingkah laku, dimana individu berusaha untuk
dapat berhasil mengatasi kebutuhan - kebutuhan dalam dirinya, ketegangan -
ketegangan, konflik - konflik dan frustasi yang dialaminya, sehingga terwujud
tingkat keselarasan atau harmoni antara tuntutan dari dalam diri dengan apa
yang diharapkan oleh lingkungan dimana ia tinggal (Schneiders dalam Desmita,
2009:192).
Aspek - Aspek Penyesuaian Diri antara lain :
- Menurut Fromm dan Gilmore (dalam Desmita, 2009:195), yaitu :
Aspek - Aspek Penyesuaian Diri antara lain :
- Menurut Fromm dan Gilmore (dalam Desmita, 2009:195), yaitu :
- Kematangan emosional
- Kematangan intelektual
- Kematangan sosial
- Tanggung jawab
- Menurut Enung (dalam Nofiana,
2010:19)
- Penyesuaian pribadi
- Penyesuaian sosial
Bentuk - Bentuk Penyesuaian Diri menurut Gunarsa (dalam Sobur, 2003:529), yaitu :
- Adaptive : Bersifat badani, artinya perubahan - perubahan dalam proses badani untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
- Adjustive : Bersifat psikis, artinya penyesuaian diri tingkah laku terhadap lingkungan yang dalam lingkungan ini terdapat aturan - aturan atau norma.
Variasi Penyesuaian Diri
- Penyesuaian dengan dirinya sendiri (Personal Adjustment)
- Penyesuaian sosial (Social Adjustment)
- Penyesuaian diri dengan pernikahan (Marital Adjustment)
- Penyesuaian diri dengan pekerjaan (Vocational Adjustment)
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi
Penyesuaian Diri menurut Enung dalam Nofiana, 2010
:17, yaitu :
- Faktor Fisiologis
- Faktor Psikologis
PERTUMBUHAN
Kepribadian suatu individu tidak
serta merta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi
sedikit dan melalui proses yang panjang.
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan, yaitu :
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan, yaitu :
- Faktor Biologis
- Faktor Geografis
- Faktor Kebudayaan Khusus
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar