A.DEFINISI PERENCANAAN (PLANNING)
Merupakan
kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan alternatif-alternatif,
kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program-program sebagai
bentuk usaha untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
4 (empat) tingkat kemampuan dasar dalam kegiatan perencanaan:
1 1 . Insight: kemampuan untuk menghimpun fakta
dengan jalan mengadakan penyelidikan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan
masalah yang direncanakan.
2.Forsight:
kemampuan untuk memproyeksikan atau menggambarkan jalan atau cara-cara yang
akan ditempuh, memperkirakan keadaan-keadaan yang mungkin timbul sebagai akibat
dari kegiatan yang dilakukan.
3. Studi eksploratif: kemampuan untuk melihat
segala sesuau secara keseluruhan, sehingga diperoleh gambaran secara integral
dari kondisi yang ada.
4. Doorsight: kemampuan untuk mengetahui segala
cara yang dapat menyamarkan pandangan, sehingga memungkinkan untuk dapat
mengambil keputusan.
Planning jangka panjang memiliki 2
karakteristik utama, yaitu:
1. Tujuan
dan sasaran: merupakan dasar bagi strategi perusahaan
2. Peramalan
(forecasting) jangka panjang: langkah awal sebelum membuat perencanaan
Teori Perencanaan :Menurut Alexander (1986) teori adalah cara untuk memahami
dunia, dan merupakan kerangka untuk menginterpretasikan fakta, atau cara untuk
memahami fakta dan merupakan kerangka menginterpretasikan pengalaman. Ilmu
pengetahuan pada hakekatnya dibentuk dari gabungan antara fakta dan pengalaman,
dengan demikian teori adalah kerangka yang sepatutnya digunakan dan diterapkan,
karena dapat menjelaskan fakta yang ada. Tidak ada definisi tunggal untuk
memahami perencanaan dan teori perencanaan. Sama halnya dengan profesi
perencana, tumbuh berkembang dan hadir dalam latar belakang yang berbeda dan
memiliki keluasan wawasan dari pengalaman masing-masing.
Pengertian
planning atau perencanaan itu sendiri telah mengalami banyak
perkembangan. Perkembangan akan esensi perencanaan bagi manusia mempunyai
kaitan yang erat dengan perkembangan peradaban dan teknologi (Sujarto, 1990).
Hal ini karena perkembangan peradaban manusia berpengaruh terhadap kompleksitas
permasalahan yang dihadapi di dalam perencanaan, sementara perkembangan
teknologi berperan besar di dalam menetukan pola pendekatan perencanaan yang
hendak diterapkan. Sejalan dengan perkembangan peradaban dan teknologi tersebut
maka berkembang pula teori perencanaan dan praktek-praktek perencanaan yang
terjadi pada kurun jaman tertentu.
Pemahaman
tentang teori perencanaan (planning theory) mengalami perdebatan yang
panjang dan luas, karena pemahamannya menjadi semakin melebar dan kompleks. Apa
itu teori perencanaan menjadi sulit didefinisikan secara pasti karena beberapa
alasan, di antaranya (Campbel. S & Fainstein. S, 1996) : (1) teori
perencanaan memiliki over-lap dengan berbagai disiplin ilmu lain (ilmu sosial,
politik, ekonomi, arsitektur, dll); (2) batasan profesi perencana dan profesi
lainnya sering tidak jelas, di mana perencana tidak hanya membuat rencana dan
bukan perencana dapat mengerjakan perencanaan; (3) ruang perencanaan terbagi
atas pola ruang dan lingkungan alam yang luas, dan (4) banyak pendekatan yang
dapat dipakai dalam perencanaan dengan meminjam alat analisis, metoda, dan
teori dari bidang ilmu pengetahuan lainnya.
Perencanan tidaklah dikembangkan berdasarkan teori tetapi
sebaliknya teori perencanaan berkembang sebagai kelanjutan dari pengalaman
mengenai usaha-usaha manusia untuk mengatasi keadaan lingkungan hidupnya
(Sujarto, 1990). Ada dua jenis utama teori perencanaan yaitu : yang berusaha
untuk menjelaskan bagaimana sistem sosial berjalan dan yang berusaha untuk
menyediakan alat dan teknik (tools & technique) untuk mengendalikan
& mengubah sistem sosial (Feldt, dalam Catanese & Snyder, 1988 : 49).
Jenis pertama, yaitu teori-teori operasi sistem, terutama memaparkan sejumlah
disiplin akademis tradisional, karena tidak ada disiplin tunggal yang mencakup
cukup luas untuk semua aspek penting dari suatu sistem sosial. Jenis kedua,
teori-teori perubahan sistem, menyajikan hampir semua latar belakang dan
teknik-teknik dari disiplin ilmu terapan, seperti administrasi pemerintahan dan
ilmu teknik, di samping yang berasal dari berbagai disiplin ilmu lainnya.
Teori-teori perubahan sistem dibagi dalam empat jenis cabang utama, yaitu teori
rasionalisme, inkrementalisme, utopianisme dan metodisme. Teori perencanaan sebagai suatu perspektif, ternyata telah
mengantarkan perlunya pelibatan masyarakat dalam perencananaan melalui berbagai
bentuk konsep baik teoritis maupun praktek, seperti advocacy planning,
transactive, pluralism, communicative, collaborative, dan lain-lain.
B. LANGKAH –
LANGKAH DALAM MENYUSUN PERENCANAAN
Menetapkan tugas dan tujuan Antara tugas dan tujuan
tidak dapat dipisahkan, suatu rencana tidak dapat difrmulir tanpa ditetapkan
terlebih dahulu apa yang menjadi tugas dan tujuannya. Tugas diartikan sebagai
apa yang harus dilakukan, sedang tujuan yaitu suatu atau nilai yang akan
diperoleh. Observasi dan analisa Menentukan factor-faktor apa yang dapat
mempermudah dalam pencapaian tujuan (Observasi) bila sudah diketahui dan
terkumpul, maka dilakukan analisa terhadapnya untuk ditentukan mana yang
digunakan.
Mengadakan kemungkinan-kemungkinan Faktor yang
tersedia memberikan perencanaan membuat beberapa kemungkinan dalam pencapaian
tujuan. Dimana kemungkinan yang telah diperoleh dapat diurut atas dasar
tertentu, misalnya lamanya penyelesian, besarbya biaya yang dibutuhkan
efisiensi dan efektivitas dan lain sebagainya. Membuat sintesa Sintesa yaitu
alternatif yang akan dipilih dari kemungkinan-kemungkinan yang ada dengan cara
mengawinkan sitesa dari kemungkinan-kemungkinan tersebut.
Kemungkinan-kemungkinan yang ada mempunyai kelemahan-kelemahan.
·
Siapa Saja
Yang Membuat Rencana
1.Panitia Perencanaan Panitia ini
terdiri dari beberapa unsure yang mewakili beberapa pihak, yang masing-masing
membawakan misinya untuk menghasilkan suatu rencana, dengan harapan rencana
yang dibuat akan lebih baik.
2.Bagian Perencanaan Seringkali tugas
perencanaan, merupakan tugas rutin dalam suatu organisasi atau perusahaan. Ini
merupakan satu unit dalam suatu organisasi yang bertugas khusus membuat
rencana. Jadi disini tidak ada unsur perwakilan yang mewakili suatu bagian
dalam organisasi.
3.Tenaga Staf Pada sebuah organisasi
atau perusahaan ada dua kelompok fungsional yaitu : – Pelaksana, tidak
disamakan dengan pimpinan yaitu kelompok yang langsung menangani pekerjaan –
Staf (pemikir) yaitu kelompok yang tidak secara langsung menghasilkan barang
atau produk perusahaan, tugasnya menganalisa fakta-fakta untuk kemudian
merencanakan sesuatu guna.
·
Bentuk-bentuk Perencanaan
Recana
Global (Global Plan) Analisa penyusunan recana global terdiri atas: – Strenght
yaitu kekuatan yang dimiliki oleh organisasi yang bersangkutan – Weaknesses,
memperhatikan kelemahan yang dimiliki organisasi yang bersangkutan. –
Opportunity yaitu kesempatan terbuka yang dimiliki oleh organisasi – Treath
yaitu tekanan dan hambatan yang dihadapi organisasi 2. Rencana Stategik
(Strategic Plan) Bagian dari rencana global yang lebih terperinci. Dimana
dengan menyusun kerangka kerja yang akan dilakukan untuk mencapai rencana
global, dimensi waktunya adalang jangka panjang. Dalam pencapaiannya dilakukan
dengan system prioritas. Mana yang akan dicapai terlebih dahulu. Merupakan
proses prencanaan jangka panjang yang tersusun dan digunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan bersama. Tiga alas an penggunaan perencanaan
strategic ini yaitu : 1. Memberikan kerangka dasar bagi perencanaan lainnya
yang akan dilakukan 2. Mempermudah pemahaman bentuk-bentuk perencanaan lainnya.
3. Titik permulaan pemahaman dan penilaian kegiatan manajer dan organisasi. 3.
Rencana Operasional ( Operational Plan ) Rencana ini meliputi perencanaan
terhadap kegiatan-kegiatan operasional dan bersifat jangka pendek. – Rencana
sekali pakai ( single use plan ) yaitu kegiatan yang tidak digunakan lagi
setelah tercapainya tujuan dan ini sifatnya lebih terperinci hanya sekali
pakai, misalnya rencana pembelian dan pemasangan mesin komputer dalam suatu
perusahaan. – Rencana Tetap ( Standing Plan ) yaitu berupa
pendekatan-pendekatan standar untuk penanganan-penanganan situasi yang dapat
diperkirakan terlebih dahulu dan akan terjadi berulang-ulang.
A. MANFAAT
PERENCANAAN
1. Perencanaan
memberikan berbagai manfaat , antara lain:
2. Meningkatkan fokus
dan fleksibilitas
3. Planning is result
oriented, priority oriented, advantage oriented, and change oriented.
4. Meningkatkan
koordinasi.
5. Meningkatkan
pengendalian.
6. Meningkatkan kualitas
manajemen waktu.
7. Membantu manajemen
menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
8. Membantu kristalisasi
persesuaian dlm masalah-masalah utama
9. Memungkinkan manajer
memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
10. Membantu penempatan tanggung jawab lebih
tepat
11. Memberikan cara pemberian perintah untuk
beroperasi
12. Memudahkan koordinasi antar berbagai bagian
organisasi
13. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan
mudah dipahami
14. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
15. Menghemat waktu, usaha dan dana.
B. JENIS
PERENCANAAN DALAM ORGANISASI
Perencanaan
diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini
merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan
tinsdakan. Perencanaan diperlukan dalam setiap jenis kegiatan baik itu kegiatan
organisasi, perusahaan maupun kegiatan dimasyarakat, dan perencanaan ada dalam
setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat
melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam
perencanaan.Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal.
Rencana informal adalah rencana yang
tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi.
Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu
organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana
bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan
menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan
menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan perencanaan adalah
proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan
itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.
Perencanaan
merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi -
fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan—tak akan dapat
berjalan. Menurut Newman perencanaan (planning) is deciding in advance what is
to be done. Sedangkan menurut louis A.Allen : “planning is the determination of
a course of action to achieve a desired result”. Dalam manajemen, perencanaan adalah proses
mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu,
dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan
proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena
tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain—pengorganisasian, pengarahan, dan
pengontrolan—tak akan dapat berjalan. Rencana dapat berupa rencana informal
atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan
bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana
formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam
jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota
korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana
itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan
kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
sumber:
Kay, Robert and Alder, Jacqueline., 1999, Coastal Planning
and Management, E & FN SPON. An imprint of Routledge, London and
New York.
Meltzer, Evelyne., 1998, International
Review of Integrated Coastal Zone Management.,
http://zzzfadhlan.wordpress.com/2010/11/05/beberapa-pengertian-planning-perencanaan-dalam-organisasi/